Selasa, 24 Januari 2012

Kawin Kontrak Vs Pernikahan Kristen

Kawin kontrak itu hal yang sering kita dengar dilakukan orang asing yang bekerja di luar negaranya untuk waktu tertentu. Karena kesepian di negara orang, para ekspatriat atau orang yang meninggalkan negaranya untuk tinggal negara lain  kemudian mencari pasangan wanita atau laki-laki di negara di mana ia tinggal atau ditugaskan. Di Indonesia, hal ini bukanlah sesuatu yang asing lagi. Para ekspatriat yang bekerja di Indonesia mencari pasangan hidup, dan terjadilah “short time marriage” atau “pernikahan jangka pendek”, yang lebih dikenal dengan istilah “kawin kontrak”. Pernikahn kontrak tersebut hanya terjalin dalam batas-batas waktu tertentu, tergantung berapa lama seseorang tinggal di negara lain, atau berapa lama seseorang butuh ditemani.
                Tentu saja “kawin kontrak” tidak ada dalam kamus kekristenan. Pernikahan Kristen adalah pernikahan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Alkitabiah, suatu hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang disahkan melalui suatu perjanjian di hadapan Tuhan dan umat-Nya untuk sekali dan selama hidupnya. Dengan demikian, masing-masing pribadi bertanggung jawab tidak hanya kepada pasangannya, tetapi terlebih lagi kepada Tuhan. Berikut ini adalah perbedaan antara pernikahan Kristen dan perkawinan kontrak.
                Perkawinan kontrak merupakan kesepakatan yang dibuat di dalam ketidakpercayaan atau kecurigaan, sedangkan pernikahan Kristen adalah kesepakatan yang dibuat berdasarkan saling percaya satu dengan yang lain.
                Pekawinan kontrak sifatnya bersyarat, sedangkan pernikahan Kristen adalah hubungan tanpa syarat. Sebagian isi janji pernikahan Kristen berbunyi,”Aku akan mengasihi engkau baik dalam suka maupun duka, dalam keadaan sehat maupun sakit.”
                Perkawinan kontrak berpusat pada kepentingan diri sendiri, sedangkan pernikahan Kristen berpusat pada kepentingan bersama dan kesediaan untuk saling berkorban.
                Perkawinan kontrak didasarkan pada kebutuhan biologis, pernikahan Kristen didasarkan pada kasih dan kesetiaan.
                Perkawinan kontrak didasarkan pada kesenangan dan keuntungan pribadi, pernikahan Kristen didasarkan pada komitmen.
Perkawinan kontrak hanya untuk jangka waktu tertentu, pernikahan Kristen adalah untuk seumur hidup. Tidak ada kata “cerai” dalam prnikahan Kristen.
Setiap orang harus memandang pernikahan sebagai sebuah lembaga ilahi di mana kasih Allah dan kebenaran firman-Nya harus dipraktekkan. Dengan demikian, tidak akan ada yang namanya perselingkuhan, pernikahan sementara, ganti pasangan, saling melukai atau tidak cocok lagi dengan pasangannya. Sebaliknya, di dalam pernikahan Kristen benih-benih kasih disemaikan, kesetiaan dan saling percaya dipraktekkan dan pengampunan tersedia. Semakin hari, kasih sayang antara suami-istri semakin besar dan teruji oleh situasi dan waktu.
-mansor edisi juli 2007-